NEWS ARSO – Prajurit TNI dari Satgas Pamtas RI–PNG Yonif Mekanis Raider 413 Kostrad melaksanakan kegiatan bakti sosial berupa pelayanan kesehatan keliling untuk masyarakat di wilayah perbatasan Indonesia–Papua Nugini (PNG). Kegiatan ini dilakukan di Kampung Sangke, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua, yang merupakan salah satu kampung terisolir di perbatasan.
Dansatgas Yonif MR 413 Kostrad, Mayor Inf Anggun Wuriyanto, menjelaskan bahwa lokasi kampung yang sangat terpencil membuat perjalanan menuju Sangke memakan waktu hingga tiga jam menggunakan kendaraan roda empat berpenggerak ganda (4WD).
“Jaraknya cukup jauh dan sangat sulit ditempuh, karena Kampung Sangke berbatasan langsung dengan Papua New Guinea,” ujar Mayor Anggun, Rabu (30/7/2025).
Perjalanan Terkendala Banjir, Pengobatan Tetap Dilanjutkan
Kegiatan pengobatan keliling dipimpin langsung oleh Danpos Pitewi, Kapten Inf Rum Patria Missa, yang membawa sepuluh personel. Di tengah perjalanan, rombongan sempat mengalami hambatan akibat genangan air setinggi lutut yang menutup badan jalan.
“Kami sempat kesulitan karena jalan tergenang dan tidak terlihat. Saya perintahkan tiga prajurit menyisir jalan agar kendaraan tetap berada di jalurnya,” jelas Kapten Rum.
Baca Juga : Satgas Pamtas Yonif MR 413 Kostrad bangun teras masjid di Jayapura
Setibanya di Kampung Sangke, personel Satgas disambut hangat oleh warga dan anak-anak. Tanpa membuang waktu, Bintara Kesehatan Serda Egy langsung memulai layanan pengobatan dengan cara mendatangi rumah-rumah warga satu per satu.
Warga Sangke Sehat, Keluhan Umum Masih Ringan
Selama kegiatan berlangsung, tidak ditemukan penyakit berat di kalangan warga. Sebagian besar hanya mengeluhkan gatal-gatal, demam, dan batuk ringan, yang menurut Serda Egy masih tergolong wajar mengingat kondisi geografis kampung yang berada di dataran tinggi.
“Syukur Alhamdulillah, warga Sangke dalam kondisi sehat. Keluhan-keluhan yang kami temukan masih tergolong ringan dan bisa ditangani langsung,” kata Serda Egy.
Warga Berterima Kasih, Bahasa Indonesia Juga Diajarkan
Kepala Kampung Sangke, Ben Mathe Rewh (67), menyampaikan rasa syukurnya atas perhatian yang diberikan oleh prajurit TNI. Ia menyebut bahwa kedatangan Satgas sangat membantu dan menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
“Terima kasih karena telah datang ke kampung kami yang terpencil ini. Kehadiran Satgas sangat berarti, semoga Tuhan membalasnya,” ujar Ben haru.
Menariknya, selain memberikan layanan kesehatan, prajurit juga mengajarkan anak-anak setempat untuk berbicara bahasa Indonesia. Pasalnya, mayoritas masyarakat masih menggunakan bahasa Fiji atau bahasa PNG, menandakan lemahnya penguasaan bahasa nasional di daerah perbatasan tersebut.
“Sesekali kami ajarkan anak-anak di sini untuk berbahasa Indonesia. Ini penting karena mereka tetap berada di wilayah Indonesia,” tutup Kapten Rum.